Pacaran Yang Di Perdakan
Yang namanya debat pasti ada yang pro dan yang kontra,,,,, ya iya la ya, kalau pro semua apa cobak yang didebatkan. Saya yakin walaupun ada yang pro dan kontra pasti bapak-bapak yang melakukan kegiatan debat memiliki keinginan untuk menjadikan pemuda Indonesia menjadi baik.
Menurut pemimpin di daerah tersebut perda ini sangat baik untuk
menjadikan anak-anak muda menjadi lebih baik lagi, itu si menurut sang pemimpin.
Tapi di balik itu semua sang psikolog,,,, ternyata yang kontra di wakili oleh
psikolog sedangkan yang pro sudah jelas di wakili oleh pemimpin yang membuat
peraturan tersebut. Jadi menurut psikolog kalau saya simpulkan bukan kek gitu menjadikan
pemuda yang lebih baikkk harus ada aspek aspek pendekatan kepada sang anak
bukan secara ekstrim langsung buat peratuaran dan melarangnya. Ingat lho tujuan
mereka baik,,,,, hanya jalannya yang
membuat pro dan kontra.
Ngomong-ngomong dengan pacaran, sebanarnya pacaran itu apa si,,,,,
sempat sang psikolog menayakan kepada si pembuat perda tapi saya engak mau
terfokus dengan acara tersebut, saya hanya mendapat inspirasi dari kegiatan
debat tersebut. Kalau saya liat di KBBI Pacaran adalah teman lawan jenis yang
tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta dan kasih. Berarti di dalam
pacaran terdapat cinta dan kasih so swetttttt x ternnyata.
Lantas apakah pacaran itu baik bagi remaja?????,,, kebanyakan orang
si telah menjustifikasi bahwa pacaran itu buruk…. Coba kita liat kisah dulu
ya,,, baru kita bisa nilai sendiri apakah pacaran itu baik atau buruk.
Kisah pertama, seorang perempuan hidup di negri perantauan….. tau
la ya kalau hidup di kota orang pastinya jauh dari orang tua dan jauh dari
keluarga.. Dan pada saat itu sang perempuan sedang mengalami musibah. Perempuan
ini bigung mau minta bantuan siapa, teman ok si teman memang membantu tapi
kebanyakan datang pada saat membutuhkan dan pergi ketika di butuhkan.
Tau la ya
kan temen sekarang,,,, gk semuanya bisa sehati,, heheh namun ada juga si
sahabat yg setia, saya juga gk bisa memfonis temen itu selalu datang dan pergi
tanpa di antar hehehheh, tapi yang jelas temen itu ada batasnya,,, lantas sang
pacar lah yang banyak berkorban membantu si perempuan tersebut yang sedang
mengalami musibah. Ada lagi yang lain, gara-gara pacaran makin bikin semangat
buat nyelesaikan pendidikan biar cepat nikah, hehheheh kan positif kan.
Kisah kedua,,,, kalau ngomongin kisah kedua liat berita aja dech,
seorang gadis di bunuh oleh pacarnya. waduhhhhhh jeng jeng jeng, ngeri ya… baru
ada lagi seorang gadis telah di hamili oleh pacarnya walah walah walah, baru
ada lagi ni seorang pemuda nekat mencuri boneka demi untuk memberikan kado
kepada pacarnya, hmmmmmm. kalau dari kisah ini ternyata pacaran itu bisa
membuat hal negative lhoooooo.
Di satu sisi pacaran berdampak positif dan di sisi lain pacaran
berdampak negative terus apakah kita langsung menjastifikasi pacaran itu buruk
padalan ada baiknya dan menjustifikasi pacaran itu baik padalan ada buruknya.
Melihat kegiatan debat kemarin saya agak pro ke psikolog yg kontra
atas peraturan tersebut. Sebenarnya mau gimana pun di larang,,,, anak jaman
sekarang sulit menemukan yang berkeinginan untuk tidak melakukan hal itu jadi
kalau peraturan itu di buat takutnya apa yg diharapkan tidak tercapai. lohhhh
lantas bagaimana kita membuat pemuda menjadi lebih baik,,, sebenarnya si bukan
pacaran nya yg salah, tapi kelakuan pacaran nya itu yang menyalah, mungkin
kalau dulu orang pacaran ada bapak/ibunya yg mendampingi sekarang kan engak
gitu berarti yang di rubah ni mestinya kelakuan lewat pendekatan-pendekatan
sehingga kalaupun pemuda melakukan pacaran dia tidak melakukan hal negative.
Bisa ajakan pacaran itu adalah proses perkenalan untuk melanjutkan
ke hubungan yang serius macem taaruf gitu, gak mungkin jugak kan tiba-tiba
kenal di jalan terus langsung nikah gitu aja. Memang si ada juga yang tiba-tiba
langsung kenal gitu aja langsung nikah terus bahagia,,,, namun kebanyakan yang
saya tau tidak mengenal lebih dalam mengenai pasangannya sebelum menikah lebih
besar berpotensi untuk cerai, walaupun tidak ada jaminan yg lama saling
mengenal tidak akan cerai.
Ya kesimpulannya,,, mungkin niat perda itu sangat mulia namun
untuk mewujudkan niat mulia tersebut ada cara….. jika caranya yang salah niat
ingin merubah kea arah yang lebih baik malah berdampak buruk kedepannya.
Facebook : Muhammad Rendi Ramanda
Twitter : @rendiramanda4
Email : ramandamrendi@gmail.com
Komentar