#NyalaUntukYuyun
Pagi hari itu mungkin tidak ada rasa yang bebeda baginya. Terbangun
ia dari tidur paginya dan tidak lupa ia berdoa sebagai kegiatan rutin yang
setiap kali ia lakukan sebagai awal dari aktivitasnya.
Sejuta impian dan harapan yang masih terlukiskan di benaknya untuk
dapat ia wujudkan di suatu saat nanti. Harapannya yang paling besar adalah
membahagiakan kedua orang tuanya.
Ia memiliki cita-cita yang sedang berusaha ia wujudkan.
Seperti anak-anak yang lain, ia selalu tersenyum bahagia saat
bermain dengan teman-temannya di sekolah.
Hari itu adalah hari di mana ia terakhir untuk menatap mata orang-orang
yang di kasihinya. Hari itu adalah hari di mana ia terakhir memberikan salam
kepada kedua orang tuanya sebelum keberangkatannya ke sekolah.
Ia tidak pernah tau bahwa hari itu ia tidak akan pernah sampai lagi
ke rumahnya seperti biasa. Senyumannya selalu ia bagikan untuk orang-orang yang
ia sayang, dan orang tuanya tidak pernah tau bahwa pagi itulah hari terakhir
mereka melihat senyuman anaknya.
14 orang pemuda di bawah teriknya sinar matahari meruntuhkan
harapan dan cita-citanya. Tetesan air mata mengalir di pipi orang-orang yang
sangat sayang kepadanya. Ia sudah berusaha melawan namun mereka lebih kuat.
Kini ia sudah menghadap sang Pencipta. sepuluh tahun hukuman yang
di berikan bagi orang-orang yang meruntuhkan harapannya tidak bisa membuat
senyumannya kembali.
Di balik kemuliaan hati kecilnya, mungkin di sana ia berharap jangan sampai ada orang lain yang terjadi seperti dirinya.
Mari bersama kita menyalamatkan senyuman anak-anak Indonesia.
#NyalaUntukYuyun
Komentar