Rejeki Dari Tuhan Untuk Ibuk Saeni
haii hai haiiii, Apa kabar semuanyaaaaa, semoga selalu dalam
keadaan baik ya,,,,
Sepuluh hari tanpa terasa ramadhan telah di jalanin, semoga
temen-temen yang menjalankan ibadah puasa selalu tetap istiqomah yaaa dalam
menjalankan rutinitas kegiatan ibadahnya. Tidak terasakan 20 hari lagi lebaran
tiba, nahhh kalau uda habis lebaran tetap semangat jugak ya menjalankan
ibadahnya.
Setelah sepuluh hari berjalan biasanya undangan buka puasa bersama
pada berdatangan yaaa, selain itu juga bagi adik-adik yang masih bersekolah,
pasti kegiatan pesantren kilatnya sudah mulai di adakan.
Semoga yang akan menyelengarakan bukak bersama bisa mempererat
kembali silaturahminya dan semoga yang adik-adik ikut pesantren kilat bisa
makin nambah ilmu serta pengalamannya terkhusus dalam bidang keagamaan.
Di awal ramadhan ada suatu berita yang sangat fenomenal mengenai
aksi heroiknya bapak satpol PP kota serang yang merampas atau mengambil paksa
dagangan makanan ibuk saeni. Bukan karena ibuk saeni menjual dagangannya di daerah
yang di larang jualan atau di tanah Negara namun di karenakan ibuk saeni membuka
warungnya pada pagi hari waktu umat muslim sedang menyelenggarakan ibadah
puasa.
Akibat kejadian ini terdapatlah pro dan kontra, ada warga
masyarakat yang mendukung aksi kegiatan bapak satpol PP kota serang dan ada
yang tidak suka dengan apa yang di lakukan oleh bapak satpol PP.
Yaa wajar si, semua manusia ada pendapatnya masing-masing yang terpenting
jangan memaksakan orang lain untuk ikut pedapat yang kita utarakan.
Ada sebuah postingan dengan judul bodohnya inisiator pemberi
sedekah ibuk saeni. Kalau
misalnya setuju dengan aksi heroiknya bapak satpol PP jangan bilang yang
ngumpulin sedekah bodoh dong, kan beliau membantu orang, ya menurut saya itu
sebuah kegiatan yang mulia sehingga ibuk saeni dan rekan-rekannya mendapatkan
rejeki. Di karenakan jumlah dana yang terkumpul cukup besar makanya ibuk saeni
menerima 172 juta selebihnya di berikan ke orang-orang yang pantas untuk
menerimanya dari total 200 juta lebih kurang dana yang terkumpul.
ternyata masyarakat Indonesia cukup simpatik dan semangat untuk
membantu ibuk saeni, Terima kasih bagi para donatur atau sang pemberi sedekah
semoga rejekinya di tambah oleh Allah ya, terkuhusus buat inisiator juga semoga
tugas mulia ini bisa memberikan kebaikan dalam mejalankan sebuah kehidupan
kedepannya.
Kalau soal di tutup atau tidaknya warteg di pagi atau siang hari
selama bulan ramadhan, kalau di Tanya di dalam hati tidak masalah rasanya warteg
di buka pagi atau siang hari pada bulan ramadhan.
Puasa harus bisa menahan segala goadaan, orang yang benar niatnya
puasa tidak mungkin tergoda dengan hidangan makanan warteg.
Puasa itu kan suatu ibadah yang nilai pahalanya langsung di berikan
oleh Allah karena memang Puasa adalah ibadah yang tau dalam menjalankannya itu antara
Allah dan orang yang berpuasa.
Puasa itu kan ibadah yang tidak bisa di lihat orang lain dan tidak bisa
di nilai orang lain. Kalau sholat orang bisa melihatnya, menilainya pun bisa, cukup
bagus bacaan uwak itu jadi imam, atau cukup bagus bacaan nagji uwak itu, rajin
kali beliau sholat, atau rajin kali beliau ngaji, karena ibadah sholat dan
ngaji bisa Nampak.
beda halnya dengan puasa, sebauk apa pun hawa nafas, dan sekering
apa pun bibir tengorokan itu tidak bisa menjadi bukti bahwa seseorang tersebut
memang sedang berpuasa, bisa saja beliau minum atau makan ketika tidak ada
orang, jadi yang tau seseorang menjalankan ibadah puasa adalah orang itu
sendiri dan Allah.
Tidak ada hukum islam atau hukum Allah yang menganjurkan bahwa
tidak boleh jualan makanan di pagi atau siang hari pada bulan ramadhan kecuali
peraturan yang di buat manusia.
Tidak semua orang yang berpuasa, bahkan seorang muslimpun seperti
musafir, orang yang sakit, orang yang berhalangan tidak di wajibkan berpuasa.
Alangkah nikmatnya ketika warteg ibuk saeni bukak di pagi atau siang hari pada
bulan ramdhan, bisa membantu penyendiaan orang-orang yang tidak berpuasa. Terus
orang yang berpuasa, haruskah tergoda hanya melihat warteg itu bukak.
Lucu jugak ya jika seseorang berniat untuk tidak puasa hanya sebab
warteg ibuk saeni bukak di pagi atau siang hari. Menurut saya kalau di tanyak di
dalam hati, tidak ada rasanya orang membatalkan puasanya atau tidak puasa gara-gara
warteg ibuk saeni bukak,
Ada kemarin postingan tulisan di medsos yang menceritakan untung rugi serta objek
target penjualan ibuk saeni sampek melampirkan data segala macem sensus
penduduk. Katanya dalam tulisan tersebut kalau umat islam yang mayoritas puasa
engak makan di situ, ya wartegnya sepi jadi ibuk saeni rugi hmhm salahnya di
dalam tulisannya engak adak data statistik orang musafir atau orang sakit atau
orang berhalangan, yang ada data cumak jumlah penduduk serang, aneh jugak ya
ngurusin objek dagang orang.
Ibuk saeni kan pedagang, beliau bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, dan di bulan puasa itu kebutuhan ibuk saeni seperti bayar spp anaknya
kuliah tetap berjalan, terus kalau lah dalam sebulan dia tidak berdagang
bagaimana dia mencukupi kebutuhan hidupnya. yaa kalau cumak berdagangnya sore
saja yang di mulai dari jam 16:00 ini mungkin bisa terjadi penurunan omset,
hasilnya ibuk saeni tidak bisa juga mencukupi kebutuhan hidupnya terlebih-lebih
di bulan ramadhan yang biasanya akan terjadi tingginya pengeluaran di karenakan
bahan pokok yang naik.
Mungkin ini berkah dari Tuhan, sebuah pelajaran dari Tuhan, sebuah
renungan untuk semua manusia, karena walaupun ingin bukak warteg di pagi atau
siang hari pada bulan ramadhan, ibuk saeni malah mendapatkan rejeki dari Tuhan
ratusan juta rupiah. Karena Tuhan tahu, niat ibuk saeni bukan untuk tidak
menghargai orang yang berpuasa, bukan berniat mengajak orang lain untuk tidak
berpuasa, namun hanya berusaha merais rejeki dan membantu menyediakan makanan
bagi orang-orang yang tidak sedang berpusa.
Komentar